Blog Ini Merupakan Blog Resmi dari Crew HRD Rumah Sakit Sumber Hurip. Jl. Dewi Sartika Kel. Tukmudak Kab. Cirebon 45611

Kejang dan Epilepsi Ketika Anak Sakit Panas


Demam atau panas merupakan salah satu gejala seorang anak sedang mengalami sakit terutama infeksi. Keluhan ini menempati hampir 30% kunjungan anak usia dibawah 5 tahun ke dokter umum dan dokter anak. Demam merupakan reaksi normal tubuh melawan kuman. Salah satu komplikasi yang dapat timbul pada saat anak demam adalah munculnya kejang. Gambaran kejang pada anak berupa munculnya hentakan tidak terkoordinir dari seluruh bagian tubuh atau bagian tubuh tertentu saja misalnya kaki, tangan kemudian dapat pula disertai kekakuan. Selain hentakan dapat juga disertai “mata melotot atau berkedip kedip atau bola mata terbalik ke atas” dan saat muncul semua gerakan tidak terkontrol tersebut anak dalam kondisi tidak sadar dan tidak ada kontak dengan kita. Munculnya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan tersebut dapat dicetuskan oleh tingginya suhu badan pada anak. Selain gerakan kejut tersebut dapat pula disertai gigi terkatup erat dan dapat muncul henti nafas sejenak.

Proses demam menyebabkan perubahan pada metabolisme di otak sehingga fungsi fisiologis sel otak terganggu yang pada akhirnya menimbulkan kekakuan pada otot dan muncul gambaran kejang di seluruh tubuh.

Bila seorang anak mengalami kejang saat tubuh anak mengalami demam maka kemungkinan salah satu diagnosis pada anak tersebut adalah kejang demam. Kejang demam didefinisikan sebagai bangkitan kejang yang terjadi karena rangsangan demam, dengan selanjutnya harus dipastikan bahwa tidak ada bukti infeksi susunan saraf pusat dan tidak ada gangguan pada kadar elektrolit dalam tubuh (natrium, kalium, calcium dan magnesium) serta kadar gula darah normal. Diklasifikasikan sebagai kejang demam bila kejang tersebut terjadi pada anak yang tidak mempunyai riwayat epilepsi sebelumnya. Prevalensi kejang demam mencapai 2 – 4% pada anak yang berusia 3 bulan sampai 5 tahun. Beberapa hal yang akan dievaluasi seorang dokter sebagai kemungkinan diagnosis terhadap timbulnya kejang disertai demam antara lain :
  1. kejang demam,
  2. Epilepsi yang sebelumnya terkontrol dengan baik namun anak mengalami demam sebagai pemicu kejang epilepsy,
  3. kejang yang disebabkan adanya infeksi susunan saraf pusat atau terdapat gangguan elektrolit.
Bila muncul pertanyaan “Apakah semua anak dengan demam akan mengalami kejang?” tentu saja tidak jawabannya. Setiap anak mempunyai toleransi terhadap demam yang berbeda-beda. Balita yang dilahirkan dari orang tua yang mempunyai riwayat kejang memiliki risiko lebih tinggi mengalami kejang demam. Kejang demam dibagi menjadi kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kasus kejang demam sederhana jauh lebih banyak dibandingkan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana tidak menjadi faktor penyebab tunggal penurunan IQ maupun epilepsy dikemudian hari. Kejang demam dapat berulang yang kadang menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada keluarga. Pemberian obat penurun panas bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh dan membuat anak merasa lebih nyaman, namun tidak efektif untuk mencegah kejang demam. Parasetamol  dan ibuprofen merupakan pilihan antipiretik untuk menurunkan demam pada anak dengan riwayat pernah mengalami kejang demam.

Beberapa hal yang harus dikerjakan pada saat anak mengalami kejang adalah tetap tenang dan tidak panik. Berusaha melonggarkan bagian pakaian yang ketat terutama pada bagian leher. Segera memposisikan anak miring ke sebelah kiri apabila anak dalam kondisi tidak sadar. Apabila muncul muntah pada anak, maka harus segera dibersikan muntahan atau lender di mulut atau hidung untuk lebih menjaga jalan nafas. Walaupun dengan kemungkinan yang sangat kecil akan terjadi lidah tergigit selama anak mengalami kejang, namun jangan sekali-kali mencoba memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Demi menunjang penegakkan diagnosis yang akan dilakukan dokter maka perlu diupayakan mengukur suhu secara tepat saat anak demam dengan menggunakan termometer, memperhatikan bentuk kejang yang terjadi seluruh tubuh atau hanya pada bagian tubuh tertentu saja serta berapa lama kejang terjadi sebelum kejang berhenti.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Facebook Google Plus Instagram Hrd Rssh

Blog Archive

Popular Posts

Total Pengunjung

HRD RSSH - SUMBER

Copyright © HRD RS Sumber Hurip | Powered by Blogger
Design by - Noerdion